Assalamualaikum wr. wb.
cerita ini hanyalah fiktif, tetapi apabila ada yang menganggap ini sebuah realita atau fakta saya minta maaf karena telah mempublikasikan kepada publik.
Perbedaan status antara kita
Tett...tereett...bunyi
bel menandakan ujian dimulai, sekumpulan mahasiswa yang tadinya masih belajar
dipojok maupun disamping tangga sembari menunggu bel berbunyi akhirnya bergegas
bersiap untuk memasuki ruangan dan berharap pengawas hari ini tidak segalak
hari kemarin.
Duduk disesuaikan
menurut absen, seperti biasa sebelum ujian dimulai harus diawali dengan doa
terlebih dahulu.
Selamat pagi, maaf saya terlambat ‘’kata salah satu pengawas yang baru datang.’’ Iya gk papa kok pak ‘’kata yuna dalam hati.’’ Yuna tersenyum sambil terus memandang sosok pengawas yang baru akan menuju kursi mahasiswa satu persatu untuk meminta absensi.
Selama ujian
berlangsung, Yuna tak henti-hentinya memandang wajah Pak Feri, yaa itu nama
pengawas yang telat tadi dan yang sudah sejak lama Yuna kagumi, hehe
Ya waktu ujian sisa
5 menit lagi, harap memeriksa nama dan NIM sebelum meninggalkan ruangan.
Aduhhhduuhhh gimana ni, mana masih banyak lagi yang belum aku jawab, ‘’yuna
bergumam sendiri, karena memang dari tadi yang dia lakukan hanya memandang
wajah pak Feri
itu sebabnya dia tidak konsen mengerjakan soal ujian.
Uppppssss, terlepas
dari cerita diatas dan sebelum aku lanjutkan mari kita perkenalkan diri
terlebih dahulu.
Haaiiii namaku
Yuna, usiaku 18 tahun dan sekarang aku seorang mahasiswi salah satu universitas
ternama dimalang. Status jomblo alias masi sendiri dan mencari yang cocok,
bukan berarti nggak laku ya.
Kampusku sih biasa
aja, tapi dosennya itu yang nggak biasa, namanya pak Feri dia dosen salah satu
mata kuliahku, orangnya si baik, pintar dan tidak sediit lohh yang bilang kalau
dia itu ganteng. Dia memang ganteng dan kharisma nya itu yang membuat aku suka
atau boleh dibilang jatuh cinta sama dosenku yang satu ini, wkwkkk.
Kembali
keujian....dengan wajah yang gundah gulana aku mengumpulkan lembar jawabanku,
nggak tau jawabannya benar apa salah, aku silang sesuka hati aja tadi,, aarghh
lupakan ujian. Teman-temanku sudah pada menuruni tangga dan pulang, tapi aku
dan Riani masih berdiri didepan ruangan untuk menunggu pak Feri mengunci ruangan dan
berjalan dibelakangnya, hehe.
Yun..yuna...itu pak
Feri sudah
mau turun ayo kita beraksi, ‘’kata Riani’’. Sippsipp ri, ayo, lanjut Yuna.
Mereka bergegas
berjalan dibelakang pak Feri dengan lambat dan sambil senyam senyum gak jelas, (dasar gaje ni
anak, hahaa). Ternyata tanpa diduga pak Feri merasakan bau pengikut dibelakangnya dia
berbalik dan bertanya ‘’gimana ujiannya tadi? Gampang kan?’’. Iyaa pak lumayan
tapi ada juga yang susah, jawab Yuna dengan gugup. Riani hanya menganggukkan
saja.
Mungkin aku
benar-benar menyukai pak Feri, entah mengapa saat dia bertanya tadi hatiku dagdigdugdeerr mau
copot rasanya jantungku. Tapi mungkin dia gak pernah sadar dan gak pernah mau mengerti
dengan perasaan ini.
Aku tau kalo aku
hanya mahasiswi dan dia adalah dosen, tapi apakah salah jika aku menyukainya
dan berharap suatu saat nanti dia bakalan membalas cintaku. Salah ?? dosa?Nggak
kan?? Sahsah aja gitu.
Masa bodo kata
orang apa, dia sudah punya pacar atau apa emang aku peduli, yang penting belum
ada cincin pernikahan dijari manisnya. Hhe.
Aku sama riani
menyukai pak Feri, dan buat aku sendiri aku juga lupa mengapa rasa suka ini ada dan
mulai kapan tumbuh dihatiku., tapi yang aku tau rasa ini bukan rasa biasa dan
sepertinya aku sungguhan suka sama dosenku sendiri.
Apakah perbedaan
status dapat menjadi penghalang antara aku dan dia? Apakah aku harus mengubur
dalam-dalam rasa sukaku ini? Arghhh aku bingung dan galau memikirkan semua itu.
Karena, setauku dan menurut status fb sama twitter yang pernah aku baca
mengatakan bahwa cinta itu tidak memandang usia, latar belakang maupun status,
jadi nggak salah dong aku menyukai dia. Kalo kamu bilang salah berarti ketauan
kamu nggak punya fb apalagi twitter...ckckk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar